Fenomena sinetron ramah anak atau ramah jaman?
Sinetron emang katanya nggak baik buat ditonton, tapi tetep dicari. Buktinya? 2 stasiun tv di indonesia masih menggunakan sinetron sebagai magnet penonton terbesar.
Memang masyarakat indonesia sudah lebih melek bila dibanding dulu. Lebih paham bahaya terpaan media. Paham kalau budaya jelek bisa ditularkan dengan gampang lewat tayangan tv, tanpa disadari juga.
Tapi tetep, masih lebih banyak lagi orang yang nggak ngerti. Mereka yg tidak bisa mengenyam pendidikan layak. Paling tidak wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Mereka mereka ini tetap suka nonton sinetron, baik yg tua sampe anak-anaknya. Mau gimana lagi. Namanya juga cari hiburan murah meriah. Dapetnya paling gampang di tv.
Yang paling baru, atau bisa dikatain lama tapi muncul lagi, sinetron yang nyasar penonton yang masih 'hijau' alias anak kecil. Kalau dulu ada bidadari, sekarang ada anaknya bidadari atau nama resminya 'putri bidadari'.
Kalo ditanya apa sinetron ini mendidik? Jawaban jujur saya ya cuma 1: enggak banget. Kalo dipersentasekan, yg mendidik itu less than 5% sisanya bikin gedek-gedek gemes sampe jadi pengen banting tv. Oops. Too much. Intinya, di sini kita ambil contohnya sih dari putri bidadari ini aja. Tokoh utama anak TK. Yg rambutnya kayak iklan-iklan sampo: panjang, item, lurus, poni dora. Ih imut bangetttt (buat yg suka anak kecil. Saya sih enggak banget)
Belum lagi lawan main antagonisnya, punya rambut ala maria bellen. Masih TK udah nyalon tiap pagi.
Yg lebih ironis, si bellen ini jahatnya amit-amit. Masih TK udah kepikiran nge bully temennya, si putri yg punya bidadari. Yg mau saya tekankan sih anak TK nya, yg menurut saya nggak appropriate utk dibuat jadi tokoh anak jahat (mungkin bagi orang-orang nakal, buat saya itu udah nggak kalah sama ibu-ibu tiri di sinetron indonesia yg lain).
Anak TK mana yg kepikiran bawa lem super ukuran gede di tas sekolahnya, cuma untuk nge lem kursi, biar yg duduk pantatnya nempel di kursi. Wow, pasti gara2 keseringan nonton tv juga nih anak setan.
Yang paling bikin jengkel itu, anak TK ga bisa akting meeennnn... They're still too small to understand what they're told to do. Alhasil, sepanjang i was forced to watch that cursed soap opera while waiting for the dentist, I literally were griting my teeth, couldn't barely control myself from venting my anger and irritation to the tv. Oh seriously, i want to shout at all those kindergarten actors and actresses: you called that acting? you're just speaking! Just go home and play angry birds. I didn't find them cute or adorable, not in the slightest. Maybe it's part because of my dislike of children. But I believe that kindergarteners shouldn't play a major role in any tv shows, unless they can really act. Not just talking. :/
Jadi, inti dari iritasi saya di sini: anak-anak jangan nonton sinetron. Apalagi yg kayak begituan di atas. Yg mulai dari akting, make up, hair do, sampe special effect nya berantakan. Paket lengkap kehancuran. Tipe sinetron pengejar rating yg penting balik modal, untung-untung sukses, bisa buat bayar kru sama artisnya. Dan nggak dianggep ketinggalan zaman. Ciyus? Miapah? -- kata wajib anak gaul bulan ini. -..-
Buat saya, asli dari dalam hati:
Sinetron indonesia masih nggak ramah anak, nggak ramah lingkungan, nggak ramah sama saya. Masih sukses bikin ketawa miris, jijik, campur malu. Label sinetron yg SU / BO, tapi benernya 17+. Sampe kapan terus kayak gini? Kapan kita leave behind soap operas mexican style, dan punya sinetron ala jepang, korea atau amerika? Yg walau nyebelin tp ngangenin. Yg paling tidak porsi positifnya berimbang sama negatifnya. Yg pemainnya cakep. (This last one is a fan service. I believe you have to first look good to attract potential viewers.)
Well, i'll stop complaining here before people start throwing rocks at me. Whether you watch soap operas or not, it's your choice of life. I'm just stating my point of views. So I don't have to keep them to myself and die angry. What's your watching habit?